KRITIK SENI

 KRITIK SENI
Wacana Apresiasi dan kreasi
Resensi Buku
Identitas :
Judul buku          : Kritik Seni Wacana, Apresiasi dan Kreasi
Pengarang          : Dr.Nooryan Bhari, M.Sn.
Penerbit              : Pustaka Pelajar
Tahun terbit       : 2017
Tebal halaman   : 198 halaman
Sinopsis Buku
      Buku ini bisa ditemukan di perpustakaan UNY .Sebelum mengenal lebih jauh tentang seni . ternyata seni juga mempunya suatu kesan dimana kritik berperan dalam proses berkarya.  kritik akan sangat berpengaruh jika penggunaannya sangat baik. buku ini hadir untuk memaparkan isi daripada yang terkandung dalam kritik seni.
Materi-materi yang dibahas dalam buku ini yaitu :
 
1.       Pengertian kritik seni
2.       Tujuan dan Fungsi Kritik Seni
3.       Unsur Kritik Seni
4.       Aspek yang dikritik
5.       Pendekatan

A.    Pengertian
Kritik seni adalah kegiatan menanggapi karya seni untuk menunjukkan kelebihan dan kekurangan suatu karya seni. Salah satu keterangan kelebihan dan kekuranigan ini untuk menilai kualitas dari sebuah karya.

B.     Tujuan dan Fungsi Kritik Seni
Tujuan dari kritik seni adalah memahami seni dan ingin menemukan suatu cara untuk mengetahui latar belakang suatu karya seni dihasilkan, serta yang disampaikan pembuatnya, sehingga kritik seni benar-benar maksimal dan secara nyata dapat menyatakan baik dan buruknya sebuah karya.
Fungsi kritik seni yang utama ialah menjembatani persepsi serta apresiasi karya seni rupa, antara seniman, karya dan penikmat seni. Kritik seni adalah menjembatani persepsi dan apresiasi karya seni rupa antara seniman, karya, dan penikmat seni.Kritik dengan gaya bahasa tulisan maupun lisan berusaha melakukan analisa, mengupas, dan diharapkan bisa memudahkan seniman dan penikmat seni berkomunikasi lewat karya seni

C.    Unsur Kritik Seni

1. Analisis formal
Analisis formal adalah tahapan dalam kritik karya seni untuk menelusuri sebuah karya seni berdasarkan struktur formal atau unsur-unsur pembentuknya. Pada tahap ini seorang kritikus harus memahami dan menetukan apa unsur dan prinsip yang digunakan dan memutuskan mengapa seniman menggunakan berbagai fitur tersebut untuk menyampaikan gagasannya.Analisis Ini menjawab pertanyaan, “Bagaimana seniman melakukannya?”

2. Deskripsi
Deskripsi adalah tahapan dalam kritik untuk memperhatikan, menemukan berbagai unsur terkecil seni rupa, mencatat dan mendeskripsikan segala sesuatu yang dilihat apa adanya tanpa berusaha melakukan analisis atau mengambil kesimpulan terlebih dahulu.
Untuk dapat mendeskripsikan dengan baik, seorang kritikus harus mengetahui istilah-istilah teknis yang umum digunakan dalam dunia seni rupa. Tanpa pengetahuan tersebut, maka kritikus akan kesulitan untuk mendeskripsikan fenomena menarik yang terdapat pada karya yang dilihatnya. Deskripsi harus menjawab pertanyaan ‘apa yang kita lihat?’.

3. Evaluasi atau Penilaian
Evaluasi merupakan tahapan yang menjadi ciri utama dari kritik karya seni jika dibandingkan dengan apresiasi. Evaluasi atau penilaian adalah tahapan dalam kritik untuk menentukan kualitas suatu karya seni dan biasanya akan dibandingkan dengan karya lain yang sejenis.

Perbandingan dilakukan terhadap berbagai aspek yang terkait dengan karya tersebut baik aspek formal maupun aspek konteks. Menilai sebuah karya berarti memberi penilaian dalam kaitannya dengan karya lain dan tentu saja mempertimbangkan aspek yang sangat penting dari seni visual; orisinalitasnya.

4. Interpretasi
Interpretasi adalah penafsiran makna atau isi sebuah karya seni meliputi tema yang digarap, simbol yang dihadirkan dan tanda-tanda lain yang dimunculkan. Penafsiran ini sangat terbuka sifatnya, dipengaruhi sudut pandang dan wawasan kritikusnya. Semakin luas wawasan seorang kritikus biasanya semakin kaya interpretasi karya yang dikritisinya. Interpretasi haru dapat menjawab pertanyaan, ‘Mengapa seniman menciptakannya dan apa artinya’
D.    Aspek yang dikritik
Karya seni yang baik bukanlah sesuatu yang muncul tiba-tiba atau sebuah manifestasi sembarangan. Penciptaan karya seni yang baik membutuhkan pemikiran dan perenungan yang dalam, serta adanya dorongan menyeluruh yang kuat dari berbagai aspek. Pada saat idea tau gagasan muncul hendak diwujudkan dalam karya seni, seorang seniman tentunya mulai mempertimbangkan bahan dan teknik yang sesuai untuk mewujudkan idea tau gagasan tersebut.
a.       Gaya Perseorangan
Karena setiap pribadi manusia berbeda yang terbentuk dan terbina oleh unsur internal dan eksternal, atau unsursubjektif dan objektif, maka para seniman yang bermutu akan menghasilkan karya-karya yang mempunyai ciri khas dengan simbol-simbol pribadi di kesenirupaan (Bahari, 2008: 21).
b.      Tema
Menurut Bahari (2008: 22), tema merupakan gagasan yang hendak dikomunikasikan pencipta dengan khalayak, dalam hal ini aspek yang dapat dikritisi adalah sejauh mana tema tersebut mampu menyentuh penikmat karya seni, baik pada nilai-nilai dalam kehidupansehari-hari maupun hal yang bisamengingatkan pada suatu pristiwa tertentu.
c.       Kreativitas
Kraetivitas berarti orang yang berkreasi, sedangkan pengertian berkeasi itu sendiri adalah membuat sesuatu yang sebelumnya belum ada menjadi ada. Prinsip dasar kreativitas sama dengan inovasi, yaitu member nilai-nilai tambah pada benda-benda, cara kerja, cara hidup agar senantiasa memunculkan produk baru yang lebih baik. Penciptaan karya seni mengandung pengertian mewujudkan karya seni yang mempunyai arti dan nilai baru (Bahari, 2008: 22).
d.      Teknik Perwujukan Karya
Menurut Bahari (2008: 24), aspek yang dinilai dalam hal ini adalah sejauh mana penggunaan teknik-teknik tersebut menghasilkan efek-efek visual yang estetis dankhas, seberapa jauh teknik tersebut memenuhi atau mewakili keinginan seniman dalam mewujudkan karya.




Pendekatan kritik seni rupa dibagi menjadi 3, berdasarkan titik tolak atau landasan yang digunakan.
1. Pendekatan Formalistik
Kritik seni formalistik mengasumsikan bahwa kehidupan seni mempunyai dunia sendiri, artinya terlepas dari realitas kehidupan keseharian yang kita alami.
Clive Bell (tokoh kritikus formalis) berpendapat bahwa:
art is to be art, must be independent and self suficient
Kriteria kritik formalis untuk menentukan ekselensi karya seni adalah significant form, yakni kapasitas bentuk seni yang melahirkan emosi estetis bagi pengamat seni.
2. Pendekatan Ekspresivisme
Teori seni ekspresif menganggap karya seni sebagai ekspresi perasaan manusia. Kritik seni ekspresivisme menentukan kadar keberhasilan seni atas kemampuannya membangkitkan emosi secara efektif, intensif, dan penuh gairah.
3. Pendekatan Instrumentalistis
Teori seni instrumentalistis menganggap seni sebagai sarana untuk memajukan dan mengembangkan tujuan moral, agama, politik, dan berbagai tujuan psikologis dalam kesenian.Seni dipandang sebagai instrumen untuk mencapai tujuan tertentu, nilai seni terletak pada manfaat dan kegunaannya bagi masyarakat.Para kritikus instrumentalis berpendapat bahwa kreasi artistik tidak terletak pada kemampuan seniman untuk mengelola material seni atau pun pada masalah internal karya seni. 

Sumber :    
Bahari, N. 2008. Kritik Seni Wacana Apresiasi dan Kreasi. Yogyakarta: PustakaPelajar.
http://library.uny.ac.id/sirkulasi/index.php?p=show_detail&id=55739&keywords=seni 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

NIRMANA Elemen-elemen seni

Filsafat seni Jakob Sumardjo