NIRMANA Elemen-elemen seni

Nirmana


Resensi Buku
Identitas :
Judul buku          : Nirmana elemen-elemen seni dan desain
Pengarang          : Sadjiman Ebdi Sanyoto
Penerbit              : jalasutra
Tahun terbit       : 2010
Tebal halaman   : 274 halaman
Sinopsis Buku
      Buku ini bisa ditemukan di perpustakaan UNY .Sebelum mengenal lebih jauh tentang seni . ternyata seni juga mempunya suatu unsur elemen-elemen seni  berperan dalam proses berkarya.  Nirmana akan sangat berpengaruh jika penggunaannya sangat baik. buku ini hadir untuk memaparkan isi daripada yang terkandung dalam elemen-elemen seni dan desain.
 
Materi-materi yang dibahas dalam buku ini yaitu  :
1. Analisis unsur/elemen seni dan desain
2. prinsip-prinsip dasar seni dan desain

Pengertian Nirmana

Nirmana adalah tata unsur-unsur rupa seperti garis, bentuk, warna dan tekstur menjadi satu kesatuan yang tampak indah atau memberikan dampak yang diharapkan. Kata “nirmana” berasal dari dua kata yaitu, “nir” yang berarti tanpa atau tidak, dan “mana” yang berarti bentuk, arti, atau makna. Jadi, nirmana adalah sesuatu yang awalnya tidak memiliki bentuk atau makna dan dapat diolah menjadi karya rupa melalui pengolahan unsur-unsur rupa berdasarkan asas/prinsipnya.
Nirmana juga dapat memiliki arti hasil imajinasi dalam bentuk dua atau tiga dimensi yang mempunyai nilai keindahan. Sementara tata cara penyusunan berbagai unsur rupa sendiri adalah Prinsip Merancangnya. Namun tata cara dan unsur tersebut dikemas  melalu hirarki yang lebih tertarur mendetail, menjadi Nirmana Dwimatra untuk karya rupa 2D dan Nirmana Trimatra untuk karya rupa 3D.
Teori ini biasanya dihadirkan dalam pembelajaran yang berbentuk praktikum, karena desainer atau seniman adalah seorang praktisi. Nirmana bertujuan untuk melatih kemampuan mahasiswa untuk menyusun berbagai unsur seni menjadi kesatuan yang indah atau sesuai dengan maksud dan tujuan dari penciptaan karya. Namun teori ini juga dapat digunakan untuk melakukan analisis ilmiah untuk keperluan penelitian ilmiah atau kritik seni.

Kebiasan Nirmana dan Asas Desain

Istilah nirmana sebetulnya hanya kata ganti dari hasil terjemahan Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia. Istilah Nirmana secara konteks sosial seni intinya adalah Asas/Prinsip/Pegangan kebenaran untuk merancang. Posisikan diri Anda untuk menerjemahkan judul berikut: “Principle of Two-Dimensional Design”. Mudahnya terjemahan dari judul tersebut adalah: Prinsip desain dua dimensi. Namun Terjemahan sederhana seperti itu memuat banyak problematika Bahasa. Yang dua dimensi itu apa? desain? desain itu merancang, mengapa kata kerja merancang memiliki dimensi?
Istilah Two-Dimensional pada Bahasa Inggris telah mewakili kata benda yang memiliki ruang dua dimensi tersebut. Namun pada bahasa Indonesia, objek yang memiliki ruang dua dimensi itu tidak ada. Maka dibuatlah istilah Nirmana sebagai kata ganti dari kata benda yang memiliki ruang. Sehingga dapat memberikan penerjemahan yang lebih tepat, yaitu: Prinsip-prinsip Merancang Nirmana Dua Dimensi. Terjemahan yang digunakan sebenarnya menurut buku Wucius Wong terjemahan Adjat Sakri adalah: “Beberapa Asas Merancang Nirmana Dwimatra” yang intinya sama saja.

Jenis Nirmana

Seperti yang telah dibahas diatas, nirmana memiliki dua jenis ruang yang berbeda, dua ruang tersebut adalah:

Nirmana Dwimatra

Dwimatra berarti dua dimensi, artinya nirmana dwimatra adalah unsur dan asas desain yang diperuntukan pada karya yang memiliki ruang dua dimensi. Pada ruang ini asas-asas tidak hanya digunakan untuk menyusun suatu karya yang indah saja. Tata letak prinsip seni digunakan juga untuk mengatur tata wimba (gambar) sebagai pengungkapan makna atau pesan yang ingin dikomunikasikan.

Unsur-unsur Nirmana Dwimatra

Unsur-unsur nirmana adalah bagian terkecil dari suatu objek atau komposisi. Unsur tersebut adalah objek untuk menerapkan asas atau prinsip nirmana. Sehingga penting bagi kita untuk mengetahui objek dua dimensi apa saja yang dapat diterapkan asas-asas Nirmana Dwimatra. Menurut Wucius Wong (1972: 7) Unsur-unsur Nirmana terbagi menjadi empat grup, yaitu:
  1. Unsur Konseptual
  2. Unsur Visual
  3. Unsur Relasional (Relational Element)
  4. Unsur Praktis (Practical Element, Praktik, bukan “ringkas” atau “mudah”)
Berikut ini adalah penjelasan mengenai masing-masing grup unsur dan unsur-unsur yang dibawahinya:

1. Unsur Konseptual

Unsur Konseptual tidak terlihat secara kasat mata. Sebetulnya unsur ini tidak benar-benar ada namun tetap hadir secara maya untuk membentuk Unsur Visual atau unsur yang tampak. Unsur-unsur Konseptual Nirmana Dwimatra tersebut adalah sebagai berikut:

a. Titik

Titik menandakan posisi. Titik tidak memiliki panjang dan tidak memakan area atau ruang. Tititk adalah awal dan akhir dari suatu garis. Titik juga dapat ditemui ketika dua garis saling bersilangan.


Titik
Titik salah satu unsur Nirmana Dwimatra

b. Garis

Ketika titik bergerak, medan yang dilaluinya menjadi garis. Garis memiliki panjang namun tidak memiliki lebar. Garis memiliki posisi dan arah. Pada hakikatnya garis dibentuk oleh titik dan dapat membentuk bidang.


Garis
Ilustrasi garis, salah satu unsur Nirmana Dwimatra

c. Bidang (Plane)

Bidang atau Plane adalah Medan atau garis pergerakan yang dihasilkan oleh suatu garis. Bidang memiliki panjang dan lebar namun tidak memiliki ruang (tidak memiliki dimensi Z, hanya X dan Y saja). Bidang memiliki posisi dan arah.


Bidang
Ilustrasi bidang, salah satu unsur Nirmana Dwimatra

d. Volume (Gempal)

Volume adalah bidang yang memiliki ruang. Berbeda dengan bidang, volume memiliki tiga dimensi lengkap yaitu X, Y dan Z. Dalam Nirmana Dwimatra, volume hanya bersifat ilusi dan bukan objek tiga dimensi yang sebenarnya.


Gempal/Volume/Bentuk
Gempal / Volume / salah satu unsur-unsur Nirmana

2. Unsur Visual

Unsur Visual adalah ketika unsur konsepsual tampak menjadi bentuk yang nyata. Ketika kita menggambar objek nyata pada kertas, kita menggunakan garis yang sebetulnya masih konseptual. Garis yang tampak pada kertas sudah tidak dalam ranah konsep lagi, melainkan sudah hadir visualisasinya. Warna dan teksturnya bergantung dari alat gambar dan bahan yang kita gunakan untuk membuatnya.
Maka, saat unsur konseptual telah menjadi tampak, unsur tersebut memiliki: Bentuk, Ukuran, Warna dan Tekstur atau bahasa bakunya: barik. Unsur visual memiliki peranan yang paling penting dalam karya desain atau seni murni, karena unsur inilah yang sebetulnya tampak. Unsur-unsur Visual Nirmana Dwimatra yang dimaksud adalah sebagai berikut:

a. Bentuk (Shape)

Sesuatu yang kita lihat dan dapat diterima oleh persepsi kita menyerupai sesuatu disebut Bentuk. Bentuk biasanya hanya berupa bidang geometris saja seperti: bujur sangkar, lingkaran, garis menyilang, dll). Pada wujud murninya bentuk belum memiliki makna atau tidak dijadikan simbol untuk suatu hal.

b. Ukuran

Semua bentuk atau unsur lain memiliki ukuran. Ukuran tersebut relatif terhadap ruang yang ditempati dan konteks disekitarnya. Bentuk dianggap besar jika memakan banyak ruang pada media gambarnya. Bentuk juga dapat menjadi besar jika dideretkan dengan bentuk lain yang lebih kecil.

c. Warna

Warna adalah pantulan cahaya terhadap benda yang memiliki pigmen tertentu. Sebuah benda berwarna merah karena  benda tersebut memiliki pigmen yang memantulkan warna merah dan menyerap gelombang warna lainnya. Warna yang dimaksud disini adalah termasuk warna yang sebetulnya bukan warna seperti abu-abu, hitam dan putih.

3. Unsur Relasional

Unsur-unsur relasional mengatur penempatan dan keterhubungan antar bentuk dalam komposisi. Beberapa unsur dapat dilihat dan tampak nyata seperti Arah dan Posisi. Sementara itu sebagian unsur hanya hadir untuk dirasakan seperti Ruang dan Gravitasi. Unsur-unsur Relasional Nirmawan Dwimatra adalah:

a. Arah

Arah adalah kemana bentuk atau wujud yang kita buat mengarah. Arah sangat relatif terhadap bentuknya sendiri, persepsi pengamat, media karya dan konteks disekitar unsurnya.

b. Posisi

Posisi juga sangat bergantung pada ruang di media karya (frame karya). Posisi juga tergantung pada struktur desain. Posisi dapat saling berderet atau saling tumpang tindih.

c. Ruang (Space)

Bentuk sekecil apapun akan mengambil ruang pada suatu komposisi. Ruang adalah sisa dari apa yang telah ditempati oleh unsur lain seperti bentuk. Ruang dapat berbentuk datar atau memiliki ilusi kedalaman tiga dimensi dalam Nirmana Dwimatra.

d. Gravitasi

Gravitasi tidak dapat tampak pada Nirmana Dwimatra. Sifatnya lebih ke perasaan psikologis. Objek yang ditempatkan dibagian bawah frame komposisi akan terasa berat atau tampak lebih stabil. Sementara objek yang ditempatkan dibagian atas frame akan tampak ringan atau sedang melayang melawan gravitasi.

4. Unsur Praktis

Elemen praktis mendasari konten dan perluasan fungsi desain yang dihasilkan ketika suatu desain telah diciptakan.

a. Representasi (Representation)

Representasi adalah ketika bentuk atau wujud dibuat untuk menirukan sesuatu yang terdapat di alam. Misalnya Gambar pohon, ilustrasi pasar, foto binatang, dan sebagainya.

b. Makna/Arti (Meaning)

Makna terdapat pada desain atau karya ketika desain memang ditujukan untuk menyampaikan pesan.

c. Fungsi (Function)

Fungsi hadir ketika karya desain ditujukan untuk suatu tujuan fungsional tertentu.

Wujud (Form)

Seperti yang telah dibahas diatas, unsur konseptual tidak terlihat kasat mata. Namun jika kita menggambar titik, garis atau bidang diatas kertas, maka unsur konsepsual itu menjadi tampak dan berubah menjadi Wujud (form). Titik, garis atau bidang yang digambar pada kertas dapat dilihat dan sudah diluar ranah konsepnya saja.
Sebetulnya istilah “wujud” ini memang agak bias dengan istilah bentuk. Jangankan pada Bahasa Indonesia, Shape dan Form juga memiliki kebiasan yang hampir sama. Karena alasan seperti inilah Nirmana menggunakan istilah-istilah rumit baru agar lebih spesifik pada maksud yang dituju. Namun selama pemahaman terhadap materinya dapat dilakukan, istilah menjadi tidak sepenting itu dan dapat diperbaiki dengan melihat glosarium baku pada buku terjemahan baku.
Berdasarkan unsur konseptual yang berubah menjadi tampak saat diwujudkan, maka wujud-wujud tersebut dapat berupa:
  1. Wujud berupa Titik
  2. Wujud berupa Garis
  3. Wujud berupa Bidang
  4. Wujud berupa Volume (Gempal)
Pada hakikatnya, Unsur konseptual Nirmana dalam bentuk wujudnya juga sama dengan unsur tersebut pada saat masih berada di ranah konsepnya. Namun karena unsur tersebut sekarang tampak dan mewujud, maka unsur-unsur tersebut memilki keterhubungan dengan ruang atau frame yang menyelubunginya. Wujud tersebut juga memiliki keterhubungan dengan unsur lain yang terdapat disekitarnya.

Wujud Positif dan Wujud Negatif

Wujud biasanya dibentuk melalui bentuk yang menempati ruangnya. Misalnya lingkaran hitam diatas kertas putih. Namun wujud juga dapat digunakan untuk membentuk wujud negatif. Jika kita mengapitkan empat lingkaran hitam diatas kertas putih dengan posisi dua lingkaran diatas dan dua lingkaran dibawah, maka ditengah-tengah empat lingkaran tersebut akan terbentuk wujud negatif yang bentuknya mirip belah ketupat. Itulah yang disebut wujud negatif. Sementara empat lingkaran hitam yang diapitkannya adalah wujud positif. Istilah wujud positif dan negatif juga dikenal sebagai ruang positif dan negatif.

Nirmana Trimatra

Nirmana trimatra adalah unsur dan asas desain yang diperuntukan pada karya yang memiliki ruang tiga dimensi. Isi unsur dan prinsipnya juga sebetulnya hampir sama dengan versi dua dimensinya, namun karena ruang ini memiliki dimensi lebih, maka ada beberapa sedikit tambahan. Beberapa tambahan tersebut disesuaikan dengan dimensi lebih yang terdapat pada ruang tiga dimensi.
Prinsipnya nirmana 3d sama saja dengan nirmana 2d (dwimatra). Hanya ada beberapa tambahan elemen dan prinsip unik saja. Sebetulnya berbagai elemen dan prinsip tersebut juga terdapat pada nirmana 2d, namun keberadaannya tidak lebih berpengaruh dibandingkan kehadirannya di nirmana 3d. Artikel ini akan membahas beberapa elemen dan prinsip unik yang perlu diperhatikan ketika merancang desain tiga dimensi.

Unsur-unsur nirmana 3d

Empat unsur dasar yang membentuk objek 3d masih sama, yaitu: titik, garis, bidang  dan ruang. Berbeda dengan bidang 2d yang memiliki ruang atau kedalaman maya, pada objek tiga dimensi kedalaman tersebut adalah nyata. Saat kedalaman menjadi nyata, artinya ada hal lain yang perlu diperhatikan, misalnya ruang kedalaman tersebut dapat dimasuki oleh seseorang, seperti pada desain arsitektur. Bagaimana pengalaman seseorang ketika memasuki kedalaman tersebut haruslah menjadi salah satu parameter penting yang diperhatikan.

Yang menjadi sorotan utama pada unsur-unsur nirmana 3d adalah bidang yang memiliki volume atau disebut juga sebagai bangun ruang 3d. Volume terdiri dari beberapa bidang 2D yang memiliki sifatnya masing-masing. Oleh karena itu, dapat dikatakan kita membutuhkan tenaga ekstra untuk mendesain suatu objek 3d. Karena secara tidak langsung kita juga sedang merancang berbagai objek dua dimensi yang membentuk objek 3d.

Unsur/Elemen Nirmana

Nirmana terdiri dari beberapa unsur yang dapat diolah menjadi satu kesatuan yang indah atau sesuai dengan dampak yang diinginkan ketika merancang. Sebetulnya sulit untuk melihat berbagai unsur tersebut secara terpisah pada desain atau karya yang nyata. Karena unsur tersebut bersifat abstrak sebelum disatukan sehingga membentuk karya atau desain. Namun dengan mengerti dan melihat unsur secara terpisah dari kesatuan akan membuat kita lebih memahami praktik penerapan prinsip atau asas-nya. Berikut adalah beberapa unsur tersebut:
  1. Titik
  2. Garis
  3. Bidang
  4. Gempal/Volume
  5. Ruang
  6. Gelap Terang/Value
  7. Tekstur/Barik
  8. Warna

Asas/Prinsip Nirmana

  1. Keseimbangan
  2. Kesatuan/Keselarasan/Harmony
  3. Penekanan/Emphasis/Center of Interest
  4. Irama/Ritme/Rythm
  5. Proporsi
  6. Kontras
  7. Kesederhanaan/Simplicity
  8. Kejelasan/Clarity/Discoverability

Fungsi dan Manfaat Nirmana

Pentingnya Nirmana berfungsi sebagai acuan dasar yang dapat diterapkan untuk perancangan desain atau karya yang indah, dengan memahami unsur dan alasan yang membuat suatu komposisi tampak bagus dan indah. Yang menjadi soal utama adalah asas atau prinsip seni dan desainnya sendiri, namun prinsip tersebut tentunya harus diterapkan pada elemen-elemen seni dan desain: garis, bentuk, bidang, warna, dsb.
Sebetulnya yang utama dari proses kreatif adalah insting, resapan, selera, sensitifitas terhadap keterhubungan visual alias kreativitas dari desainer atau seniman-nya sendiri. Namun tidak semua orang memiliki pengalaman dan lingkungan yang menunjang dalam tahap pengembangan insting kreativitas tersebut. Nirmana biasanya dikemas dalam praktikum untuk melatih dan mengasah kreativitas mahasiswa.
Sementara itu seseorang yang telah memiliki insting dan daya kreativitas yang cukup tinggi juga akan memiliki semakin banyak ruang gerak dalam berkreasi hanya dengan mau memahami berbagai unsur dan asas nirmana. Karena nirmana adalah esensi dan catatan yang disimpulkan dari berbagai desain dan karya seni yang telah berhasil sebelumnya.

Praktikum/Tugas Nirmana

Ilmu ini identik dengan praktikum yang biasanya mengharuskan mahasiswa untuk menyusun objek 3d menggunakan asas seni dan desain pada tugas akhir perkuliahaan. Mahasiswa akan diberi tugas untuk membuat rancangan elemen-elemen desain dua dimensi berdasarkan asas nirmana dwimatra, pilih asas atau prinsip nirmana apa saja yang akan kita gunakan. Coba pilih dua hingga tiga asas, kemudian tentukan unsur yang akan digunakan untuk mengaplikasikan asas.

Contoh Tugas Perancangan Nirmana Dwimatra

Unsur yang digunakan: Garis, Bidang dan Value (Gelap Terang)
Asas yang digunakan: Keseimbangan, Kontras, Ritme, Penekanan


Contoh pengerjaan tugas Nirmana Dwimatra yang menggunakan asas: keseimbangan, ritma, kontras, dan penekanan.
Contoh pengerjaan tugas Nirmana Dwimatra yang menggunakan asas: keseimbangan, ritma, kontras, dan penekanan.
Gambar diatas menggunakan asas Keseimbangan Memancar (Radial). Membuat unsur Value yang berbeda jauh dari hitam dan putih sebagai pengaplikasian asas Kontras. Pengulangan berputar masing-masing grup garis yang membentuk bidang persegi sebagai ritma. Lalu bidang persegi putih yang kontras ditempatkan ditengah-tengah frame sebagai penekanan atau emphasis.

Sumber:
Sanyoto, Sadjiman Ebdi. 2009. Nirmana: Elemen-elemen Seni dan Desain (edisi ke-2). Yogyakarta: Jalasutra
http://library.uny.ac.id/sirkulasi/index.php?p=show_detail&id=50969&keywords=nirmana

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filsafat seni Jakob Sumardjo

KRITIK SENI